Banjir Telan Korban Jiwa
7 Perumahan Terendam, 6.000 KK Mengungsi
TANGERANG, SN—Meluapnya Kali Angke membuat banjir di Kota Tangerang kian meluas. Sedikitnya tujuh perumahan yang dilintasi kali itu rendam air. Akibatnya sekitar 6.000 kepala keluarga (KK) mengungsi karena rumahnya terendam antara 80 cm hingga 1,6 meter.
Banjir yang terjadi sejak tiga hari belakang juga menelan korban jiwa. Seorang warga Balaraja, Kabupaten Tangerang terseret arus sungai Cimanceri saat berusaha menolong warga lainnya yang melintas di tengah derasnya arus sungai. Hingga kini jasad korban belum ditemukan.
Pantauan di sejumlah titik banjir, warga berbondong-bondong meninggalkan kediamannya hingga pukul 11.30 WIB. Mereka kebanyakan hanya menyelamatkan barang berharga seperti surat-surat tanah, ijazah, dan juga surat penting lainnya. “Iya masih menyelamatkan barang-barang, banjirnya parah,” kata Musa, warga Blok A Ciledug Indah 1, Rabu (4/4), kemarin.
Warga juga mengevakuasi kendaraan roda empat dan roda dua mereka ke lokasi yang aman, seperti, masjid, pekarangan ruko di Pinang, dan juga posko-posko yang disiapkan Pemkot Tangerang dan juga tim donatur lainnya. “Yang penting selamat saja dulu,” kata Tomi, warga Ciledug Indah 2.
Dinas Sosial Kota Tangerang menyatakan, saat ini ada 7 titik banjir yang seluruhnya adalah areal perumahan. Antara lain, Perumahan Wisma Tajur, Puri Kartika, Petir, Duren Villa, Ciledug Indah 1, Ciledug Indah 2, Pinang Griya, dan Pondok Bahar. “Total menyapai 6.000 KK yang telah kami evakuasi sejak Selasa (3/4) malam,” kata Bambang Kurniawan, Kabid Kelembagaan Dinas Sosial Kota Tangerang.
Secara rinci, jumlah KK yang mengungsi akibat banjir di masing-masing perumahan yang diterjang tersebut sampai saat ini terdata antara lain, Wisma Tajur sebanyak 550 KK, Puri Kartika sebanyak 1015 KK, Ciledug Indah 1 sebanyak 500 KK, Ciledug Indah 2 sebanyak 500 KK, Pinang Griya sebanyak 390 KK, Petir sebanyak 600 KK, Pondok Bahar sebanyak 540 KK, dan Duren Villa sebanyak 400 KK.
“Masa evakuasi sudah lewat, sekarang tinggal kami mendistribusikan logistik ke semua titik pengungsian yang sudah disediakan. Paling rentan yang perlu perhatian adalah para manula, wanita hamil, bayi dan anak-anak. Mereka juga perlu tenaga medis selama di pengungsian,” jelasnya.
Dalam penanganan banjir Ciledug dan Karang Tengah ini, Pemkot Tangerang juga mengerahkan sebanyak 39 orang tim Tagana, 12 orang Makopala, 30 orang tim damkar, dan belasan tenaga medis. “Kami juga sudah siapkan 260 dus air mineral, 420 dus mi instan, 14 kwintal beras, dan 18 peti telur yang siap didistribusikan di 7 titik banjir tersebut,” tandas Bambang.
Sementara itu, kendati Pemkot Tangerang sudah menyiapkan segala sesuatunya untuk penanganan bencana banjir 5 tahunan ini, masih banyak warga yang belum terlayani dan mengeluhkan kondisi banjir. Hal ini karena pasokan logistik belum menyentuh luas kepada warga. Belum lagi, listrik sudah dipadamkan sejak pukul 07.00. “Warga yang bertahan di dalam butuh sekali listrik, air bersih dan makanan,” kata Subur, warga Kampung Pulo Poncol.
Adapun warga di luar lokasi banjir, mengeluhkan terputusnya akses jalan. Sebab, luapan Kali Angke merangsek ke jalan utama KH Hasyim Asyari, Pondok Bahar, Padurenan, dan juga Maharta hingga setinggi 50-60 sentimeter. “Dari pagi mau kemana-mana susah. Akses jalan terputus banjir,” kata Ariani, warga Larangan Indah yang akan menuju Cipondoh.
Banjir Telan Korban Seorang pekerjaan bangunan di Tigaraksa, Kabupaten Tangerang terseret arus anak sungai Cimaceri yang melintas tidak jauh dari tempatnya bekerja. Hingga saat ini Team Rescue masih terus melakukan pencarian di lokasi kejadian.
Korban bernama Riyanto alias Dian terseret air anak sungai Cimaceri saat hendak menolong pengguna jalan lintas Balaraja – Tigaraksa yang terjatuh akibat terseret luapan air anak sungai Cimaceri
Paman korban, Imama mengatakan, korban bermula saat hendak menolong korban namun tidak mampu menahan derasnya air anak sungai yang tersebut dan akhirnya terseret.
Banjir Alam Sutera
Warga perumahan Alam Sutera, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), meminta pengembang segera menuntaskan masalah banjir yang terjadi di kawasan perumahan mewah tersebut. Menurut warga, penyebab utama banjir yang terjadi di cluster Griya Sutera, cluster Griya Onix dan beberapa titik di perumahan elite itu tidak memiliki saluran pembuangan air di bagian selatan cluster itu karena ditutup oleh pihak luar. ”Sejak saluran pembuangan itu ditutup oleh pengembang lain, kawasan ini menjadi banjir,” ungkap Ketua Rukun Warga Cluster Griya Sutera, Yoga Sampurno, Rabu (4/4).
Yoga mengatakan, banjir yang terjadi pada Selasa sore adalah banjir terparah di kawasan itu dalam lima tahun terakhir. Air secara tiba-tiba menggenangi ratusan rumah dan jalan di kawasan itu dan membuat warga panik. Ketinggian air mencapai dada orang dewasa merendam rumah warga dari sore hingga Rabu dinihari. “Akibat banjir itu, 270 kepala keluarga yang tinggal di cluster ini menjadi trauma, secara psikologis ibu dan anak-anak khawatir banjir susulan akan datang lagi,” katanya.
Menurut Yoga, jika dilihat dari kondisi tanah, lokasi cluster mereka terletak di bagian yang paling rendah sehingga sangat mudah untuk digenangi air. Sejak membeli rumah itu pada tahun 2005, menurut Yoga, kawasan itu tidak pernah banjir. Dan pada akhir 2007, saluran natural yang berada di sebelah selatan atau bagian belakang perumahan itu ditutup oleh pengembang perumahan lain. ”Dan pada tahun 2008, kawasan ini mulai banjir,” katanya.
Juru bicara Alam Sutera, Liza Djohan mengakui sudah menerima keluhan warga tersebut. ”Kami sudah melakukan upaya-upaya maksimal dan kami sudah menyiapkan langkah-langkah preventif dalam mengantisipasi banjir, seperti membangun saluran-saluran air yang berkapasitas besar,” kata Liza. Namun, lanjut Liza, pada akhir 2007 saluran air keluar yang menghubungkan cluster Griya Sutera dengan perumahan Duta Bintaro ditutup secara sepihak. ”Ini menyebabkan air tidak mengalir dan terjadilah genangan banjir di cluster Griya Sutera,” kata Liza.
Waspada Hujan Deras
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Serang memperrkirakan, wilayah Banten berpeluang hujan deras disertai sambaran petir selama dua hari mendatang dengan kecepatan angin 24 kilometer per jam. “Kami menghimbau kepada warga di Banten untuk waspada karena potensi hujan disertai petir pada sore sampai malam hari masih akan terjadi,” kata Koordinator Unit Analis Cuaca BMKG Serang, Halim Perdanakusumah, Rabu (4/4).
Halim menyatakan, prakiraan curah hujan berpeluang sore sampai malam hari dengan intensitas curah hujan cukup deras disertai sambaran petir. Kemudian tiupan angin berkecepatan rata-rata 24 kilometer per jam dan bergerak dari barat daya. (pane/eman/dre/deddy)