Sektor Kuliner Sumbang Rp 1 Triliun
Di Kabupaten/Kota se Banten
KOTA SERANG, SNOL– Pendapatan Asli Daerah (PAD) kabupaten/kota di Provinsi Banten dari sektor pariwisata tahun ini mencapai Rp 1 triliun atau meningkat hampir 40 persen dari tahun sebelumnya. Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Harian Ketua Harian Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Banten Ashok Kumar usai bersama rombongan PHRI Banten beraudiensi dengan Wagub di kantor Wagub, Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Curug, Kota Serang, Senin (20/11). Turut hadir dalam audiensi tersebut, Ketua Umum PHRI Banten Ahmad Sari Alam.
Berdasarkan keterangan resmi yang diterima, peningkatan tersebut berasal dari sektor pariwisata kuliner yang didominasi oleh wilayah Tangerang. “Ini kita baru main dari kuliner saja loh. Ke depan, kalau jalan ke selatan sudah bagus di mana destinasi wisata alamnya bisa tereksplor , bisa kita bayangkan berapa PAD yang bisa disumbangkan,” ujar Ashok.
Diakui Ashok, salah satu kendala pariwisata di Banten selama ini adalah soal ketersediaan jalan yang kurang menunjang. Kondisi jalan yang kurang baik membuat sejumlah lokasi wisata di Banten kerap mengalami kemacetan di masa-masa puncak liburan. “Belum lagi, masih banyak destinasi wisata di Banten yang pada akhirnya nyaris tak tersentuh karena kenala jalan ini,” ujarnya.
Lebih jauh Ashok mengungkapkan, saat ini kendali pembangunan pariwisata berada langsung di tangan Presiden, yang hal itu menunjukkankeseriusan pemerintah pusat dalam mengelola pariwisata. Oleh sebab itu, kata dia, tak heran, pariwisata dalam beberapa tahun terakhir ini mengalami semacam masa keemasan. Menurutnya, hal itu bisa dilihat dari bergairahnya pariwisata di sejumlah daerah di Indonesia.
“Tadi Pak Wagub (Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy) bilang ke kami, bahwa di dalam RPJMD (rencana pembangunan jangka mennengah daerah) yang baru telah ditetapkan kalau pembangunan infrastruktur adalah prioritas pemprov dalam 3 tahun ke depan,” katanya.
Dikatakan Ashok, ketersediaan infrastruktur jalan yang memadai merupakan factor utama dalam menyelenggarakan pelayanan pariwisata. Jalan yang baik dan layak akan memangkas jark tempuh dan biaya perjalanan para wisatawan, yangmerupakan factor utama yang dipertimbangakn wisatawan dalam memilih destinasi wisata. “Oleh sebab itu, kami sangat gembira mendengar pemprov yang all out dengan infrastruktur jalan dalam 3 tahun ke depan ini,” imbuhnya.
Sementara, Ketua Umum PHRI Banten Ahmad Sari Alam mengatakan, kunjungannya ke kantor Wagub juga sekaligus untuk menyampaikan undangan pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) PHRI Banten pada 25 Desember mendatang di Tangerang, kepada Pemprov Banten. “Intinya Pak Wagub tadi menyambutu baik undangan kami. Dan beliau berpesan agar memang pariwisata ini sekarang jangan menggunakan hal-hal yang konvensional,” katanya.
Diterangkan Ahmad, Wagub berpesan agar sisi promosi yang tepat sasaran saat ini mendapatkan porsi yang meningkat untuk dilakukan. Beliau mencontohkan tadi bagaimana misalnya teknologi digital bisa dimaksimalkan, mulai dari promosi hingga kepada pelayanan kepada wisatawan, mulai dari bagaimana wisatawan samapi di destinasi, menginap, menyaksikan atraksi, hingga mendapatkan buah tangan yang memang berkesan,” paparnya.
Wagub Banten Andika Hazrumy yang dikonfirmasi hal itu, mengatakan, jika mindset atau cara pandang pelaku pariwisata dan semua stakeholder pariwisata termasuk pemerintah dalam memandang pariwisata memang harus mengikuti perkembangan jaman. “Kita cermati kan sekarang bagaimana misalnya wisata itu sudah menjadi kebutuhan kaum milenial yang mungkin sebelumnya tidak dibidik, karena selama ini kita membidik kalangan yang lebih mampu. Faktanya sekarang kaum milenial dengan backpacker-nya misalnya yang memenuhi tempat-tempat wisatwan hampir sepanjang tahun. Nah bagaimana ini melayani mereka, kan tentu caranya berbeda dari sebelumnya,” papar Andika.
Lebih jauh Andika juga mengatakan, definisi destinasi pariwisata saat ini juga telah mengalami perubahan. Dia mencontohkan, jika sebelumnya wisatawan datang ke destinasi wisata untuk menikmati keindahan alam dan atraksi kebudayaan saja, kini fakta menunjukkan bahwa sebuah lokasi yang hanya bagus untuk tempat berswafoto atau selfie, justru bisa menyedot wisatawan. “Ini kan kaitannya dengan kreatifitas berarti. Jadi bagi satu daerah yang bahkan tidak punya potensi keindahan lam saja sekarang ini bisa jadi primadona pariwisata,” uajranya.
Andika juga mengaku berpesan kepada PHRI Banten, untuk tidak lupa selalu melibatkan warga sekitar destinasi wisata dalam menggarap pariwisata. Keterlibatan warga sekitar diyakini akan menimbulkan multiflier effect dibanding jika investor pariwisata melihat usaha pariwisatanya hanya sebagai sebuah perusahaan yang murni mencari keuntungan. “Kalau warga diberdayakan dan mereka merasakan manfaat dari keberadaan destinasi wisata tersebut, niscaya iklimnya akan kondusif, warga sendiri yang akan menjaganya tanpa harus diminta-minta oleh pengusaha pariwisata,” kata Andika. (jpnn)