Penderita Difteri Terus Bertambah

Vaksinasi Baru 50 Persen

TIGARAKSA, SNOL—Penularan virus difteri di Kabupaten Tengerang terus meluas. Hingga saat ini, sebanyak 60 warga Kabupaten Tangerang telah dirawat di Rumah Sakit (RS) Balaraja dan RS Kabupaten Tangerang, kare­na diduga terjangkit virus memati­kan itu.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang, Desiriana Dinardianti mengatakan, sebanyak 60 warga asal Kabupaten Tangerang menjalani pemeriksaan tim medis dari RS Balaraja dan RS Kabupaten Tangerang, lantaran diduga telah terjangkit virus mematikan itu. Kata dia, Kecamatan Kosambi meru­pakan daerah penyumbang terbesar sebaran virus difteri. Sebelumnya, empat orang warga asli Kabupaten Tangerang meninggal dunia akibat terjangkit virus difteri

“Sudah mencapai 60 orang yang diduga telah terjangkit virus mema­tikan itu,” kata Desiriana, kepada Satelit News, kemarin.

Lanjut Desiriana, sebanyak 1,1 juta warga usia 1 sampai 19 tahun men­jadi target pemberian vaksin difteri secara cuma-cuma oleh pemerintah. Meski begitu, ia mengaku program pemerintah pusat itu baru mencapai 50 persen. Selebihnya, penanganan­nya masih terus menyusul sambil menunggu kembalinya anak-anak ke sekolah usai libur panjang saat ini.

Kata Desiriana, penanganan atau pemberian vaksin difteri akan diberi­kan secara berkala, terhitung sejak Desember. Kemudian disusul pada awal Januari dan Juni mendatang. Menurutnya, pemberian vaksin difteri secara tidak berkelanjutan masih memberikan peluang akan penularannya.

“Termasuk kepada anak-anak yang rutin datang ke Puskesmas juga ha­rus ikut divaksin. Orang dewasa juga termasuk, apalagi orang-orang yang vaksinasinya bolong-bolong,” katan­ya. Untuk itu, saat ini Dinkes sedang gencar turun ke lapangan dan dalam proses pemberian vaksinasi turut melibatkan RT/ RW di setiap pelosok daerah.

Sementara itu, Kasi Survelen Imu­nisasi dan Penanggulangan Krisis pada Dinkes Kabupaten Tangerang, Toha mengatakan, sebelumnya telah dilakukan roadshow penanggulan­gan penularan virus difteri. Kata dia, kasus difteri sebelumnya telah ter­jadi di 15 kecamatan dan lainnya.

“Untuk itulah, sosialisasi terus di­lakukan dalam upaya penekanan jumlah penularannya agar tidak ter­jadi,” kata Toha.

Menurutnya, pemberian vak­sin difteri harus diberi secara utuh karena pemberian vaksin secara terputus-putus menyebabkan masih terjadinya penularan. “Pemberian vaksin dikhususkan pada anak usia 1 hingga 19 tahun,” imbuhnya.

Untuk itu, kata Toha, seluruh warga diharapkan dapat berperan serta dalam mensukseskan pro­gram pemerintah dalam menangani penularan virus tersebut. “Agar tidak alergi akan vaksin, karena akan ban­yak manfaatnya yang didapat. Jangan terpicu isu hoax yang beredar men­genai berita miring vaksin,” tandas­nya. (mg1/aditya)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.