Jadi Korban Tawuran, Jari Tangan Putus & Kepala Bocor
SERPONG,SNOL Nasib naas dialami Indra Wijaya (16). Siswa kelas 2, Sekolah Teknik Menengah (STM) Sasmita, Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) ini harus rela kehilangan dua jari tangan kanannya akibat salah sasaran dari pelajar yang tawuran di Taman Kota 2, Kecamatan Setu, Jumat (25/5).
Tidak hanya kehilangan dua jari yakni ibu jari dan jari telunjuk bagian kanan, namun kepalanya pun terkena bacok dan lengan kanan terkena luka benda tajam oleh pelajar yang diduga dari sekolah Bhipuri, Kecamatan Serpong. “Jempolnya udah copot, jari telunjuknya juga udah mau putus,” kata Ayu Lestari, teman Indra yang juga siswi STM Sasmita Jaya.
Menurut Ayu yang mendengar cerita dari Indra, saat itu Indra sedang membawa motor menuju rumahnya di Gunung Sindur. Tiba-tiba ia diserang oleh pelajar dari sekolah lain yang sedang tawuran. “Saya nggak tau pasti, karena nggak ada di situ. Dia lagi naik motor mau pulang. Katanya kenanya di Taman Tekno, ada juga yang bilang tiba-tiba dari arah Muncul ke Gunung Sindur ada Tawuran, dia jadi kena sasaran,” kata Ayu.
Ayu mengatakan, saat itu menurut teman-teman di lokasi kejadian, pelajar dari SMK Bhipuri ingin menyerang sekolah Sasmita Jaya, namun belum sampai ke Pamulang, aksi tawuran sudah pecah, sehingga Indra yang melintas harus terkena bacokan di bagian kepala dan tangannya.
Ayu menjelaskan, temannya ini sempat ditolak di rumah sakit daerah Setu. Pihak rumah sakit beralasan tidak ada alat atau fasilitas untuk pengobatan luka yang diderita korban. Akhirnya, korban harus dibawa ke Rumah Sakit Eka Hospital Serpong, pukul 15.00 Wib. “Saya mengunakan motor bersama teman saya untuk membawa Indra ke Rumah sakit Eka Hospital,” ungkapnya.
Sementara itu, Rio, paman korban saat ditemui di RS Eka hospital mengatakan, Indra selama ini tidak pernah terlibat tawuran. Justru keponakannya itu selalu pulang tepat waktu ke rumahnya di Gunung Sindur, RT 02/03, Bogor.
“Saya dikabarin temennya, langsung ke sini (RS,Red). Katanya sih kecelakaan, eh ternyata bukan. Sampai sini kaget ternyata dia (Indra-red) menjadi salah satu korban tawuran pelajar. Keponakan saya ini (Indra-red) merupakan anak yang nurut, pulangnya selalu tepat waktu,” kata Rio kepada wartawan.
Menurut Rio, akibat luka yang diderita, keponakannya itu pun harus menjalani operasi. Ia sangat khawatir karena kedua jari korban yang putus adalah di tangan kanannya. “Saya nggak kuat lihat tangan dia. Kata dokter, urat syarafnya sudah mati dan putus, nggak bisa disambung lagi. Saya khawatir karena ini tangan kanannya yang kena,” tukas pria itu.
Menurut keterangan pihak dokter, sambung Rio, Indra harus melakukan operasi, namun dirinya tidak tahu apakah operasi ini penyambungan jari tangannya atau tidak dengan meminta biaya yang besar yakni Rp30 juta. “Saya sangat mengeluhkan biaya operasi yang mahal dari Rumah Sakit Eka Hospital,” keluhnya.
Dirinya bersama keluarga berencana memindahkan Indra ke rumah sakit yang biaya pengobatannya terjangkau. “Kami tidak sanggup kalau harus membayar biaya mahal hingga Rp30 juta,” katanya.
Sementara, saat ditemui di UGD oleh wartawan, pihak RS Eka Hospital tidak bisa dimintai konfirmasinya.Selain itu, wartawan yang sedang melakukan tugas jurnalistiknya sempat ditegur Satpam. Padahal wartawan hanya ingin menanyai pihak keluarga yang berada di luar UGD. (irm/bnn/jarkasih)