Puting Beliung Sapu Ratusan Rumah di Lebak

RANGKASBITUNG, SNOL Setelah kemarau berlangsung beberapa bulan, hujan mulai turun di kawasan Tangerang, Banten dan sekitarnya, Senin (10/9). Bahkan di Lebak, hujan turun disertai angin kencang dan menimbulkan hujan es melanda delapan desa di tiga kecamatan. Akibatnya, ratusan rumah rusak berat dan ringan.
Delapan desa tersebut yakni, Desa Rangkasbitung Timur, Kelurahan Rangkasbitung Barat dan Desa Jatimulya di Kecamatan Rangkasbitung. Lalu, Desa Pasirkupa di Kecamatan Kalanganyar. Sementara di Kecamatan Cibadak hujan lebat disertai angin kencang terjadi di Desa Malabar, Asem Margaluyu, Pasar Keong dan Mekar Agung. Cibadak ini termasuk yang paling parah, sebab tercatat 5 rumah dipastikan rusak berat dan 60 rumah rusak ringan, termasuk satu mushala. Sementara di Rangkasbitung 3 rumah rusak ringan dan 5 rusak berat.
”Di Kalanganyar tercatat 70 rumah rusak ringan. Tak ada rusak berat disini,” ujar Muklis, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, Senin malam.
Selain menyapu rumah warga, hujan deras disertai tiupan angin kencang juga menyebabkan ratusan pohon tumbang dan spanduk serta baliho roboh diterjang angin. Tidak hanya itu, di beberapa titik terjadi hujan es sehingga membuat panik sejumlah warga. Tak hanya ratusan pohon yang tumbang, beberapa reklame yang dipancang di atas tiang besi juga roboh. Meski sangat lebat, hujan kali ini tidak menyebabkan banjir dan tidak terdapat laporan korban jiwa.
”Subhanallah, astagfirullaaah… Allahuakbaar,” teriak seorang ibu di salah satu rumah makan di Pasir Ona, Rangkasbitung.
Hujan yang mulai turun sekitar pukul 13.15 WIB itu semakin lebat. Beberapa saat kemudian dari atap rumah terdengar suara benturan batu. Rupanya, gumpalan es sebesar kepalan tangan anak kecil berjatuhan.
”Hujan es.. hujan es,” teriak Suryana yang juga sama-sama ikut berteduh. Kejadian ini memang cukup membuat warga ketakutan. Apalagi, aliran listrik mati setelah beberapa saat hujan turun. Arah angin yang bertiup tak beraturan membuat pohon berliuk-liuk ke berbagai arah.
Pohon dan baliho bertumbangan, diantaranya terjadi di sepanjang Jalan Siliwangi, Jalan Hardiwinangun, Jalan Iko Jatmiko, Jalan Ir Djuanada, Jalan Otista, Jalan Sunangiri. Kondisi serupa juga terjadi di Alun-alun Rangkasbitung, Jalan Multatuli, Jalan RA Kartini dan Jalan Sunan Kali Jaga serta Jalan Soekarno-Hatta. Selain itu, dilaporkan pula, hujan lebat disertai angin kencang juga melanda Jalan Raya Rangkasbitung-Cimarga dan Jalan Multatuli.
Bahkan, di Jalan Hardiwinangun, satu Pohon Ambon besar tumbang dan menimpa mobil Toyota Corolla milik Kania, warga setempat. Mobil ini mengalami rusak cukup parah di bagian depan. “Mungkin tumbangnya pohon ambon ini karena akarnya tidak kuat menahan tiupan angin yang kencang,” ujar Heri, salah satu warga yang berteduh di Jalan Hardiwinangun.
Hujan lebat baru reda sekira pukul 16.00 WIB. Aparat kepolisian dari Polsek Rangkasbitung dan Polres Lebak langsung diterjunkan untuk mengurai kemacetan akibat pohon tumbang. Sementara, aparat Pemkab Lebak juga diterjunkan untuk memotong kayu tumbang dengan mesin pemotong kayu (senso).
Sementara itu, berdasarkan Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak, hingga pukul 20.00 WIB, terdapat 143 bangunan yang rusak akibat tiupan angin kencang tersebut. Dari jumlah itu, 10 diantaranya rusak berat dan 133 rusak ringan, termasuk di dalamnya satu mushala di Desa Pasar Keong, Kecamatan Cibadak. “ Untuk sementara, beradasarkan data yang kami terima tidak ada korban jiwa. Namun ratusan rumah mengalami rusak berat dan ringan. Data ini selanjutnya akan kami laporkan kepada Pak Bupati. Bagi warga yang langsung datang ke kantor, kami memberikan bantuan langsung berupa sembako. Kami di sini stanby 24 jam, dan semua petugas BPBD disiagakan,” kata Muklis, Kepala BPBD Lebak, Senin malam.
Di tempat terpisah, Fungsionaris Ahli dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Serang, Eko Widyantoro menyebutkan, kemungkinan besar di Kota Rangkasbitung dan sekitarnya terjadi pergerakan awan cumulonimbus. Namun sayang, BMKG Serang tidak bisa memprediksi pasti sebab tak memiliki radar cuaca, alat yang mendeteksi kejadian tersebut.
”Hujan deras disertai angin kencang dan menimbulkan hujan es itu disebabkan awan cumulonimbus (cb). Ciri-cirinya, cepat datang dan cepat hilang. Ini faktor pemanasan lokal yang sangat kuat. Jaraknya bisa terjadi antara 1-2 kilometer,” terang Eko yang dihubungi tadi malam.
Eko menegaskan, hujan es tidak berbahaya. Namun yang berbahaya adalah tiupan angin kencang yang bisa menyapu apa saja. Karena itu, dia mengimbau warga untuk waspada di musim transisi dari musim kemarau ke musim hujan ini.
”Saya belum bisa menyebutkan, apakah oleh angin puting beliung atau hanya angin kencang. Kami berharap warga waspada sejak dini. Ini musim transisi dari kemarau ke hujan yang berpotensi angin puting beliung,” ujarnya.
Warga Tangerang Girang
Sementara itu, meskipun tidak deras, hujan yang turun kemarin disyukuri masyarakat Tangerang. “Hore..’, syukur alhamdulillah, hujan akhirnya turun juga,” ujar Nurul, warga Jatiuwung, Senin.
Menurutnya hujan turun di wilayahnya pada Minggu (9/9) siang. Meskipun tak terlalu besar, tetapi banyak tetangganya yang girang, dan bersyukur karena sudah banyak sumur warga yang mulai mengering.
Senin (10/9) hujan juga turun di wilayah Kecamatan Benda, meskipun tidak begitu deras. Tetapi, jalan-jalan dan kawasan yang kering kerontang mulai dibasahi air hujan tersebut.
Sebelumnya, Ketua MUI Kota Tangerang KH Edi Djunaedi Nawawi sempat menyampaikan rencana organisasinya menggelar Salat Istisqo pada awal Oktober, apabila sampai akhir September hujan tak jua turun di wilayahnya. (mg2/eman/deddy/bnn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.