Ulama Tak Perlu Disertifikasi

TANGERANG, SNOL Wakil Walikota Tangerang Arief R Wismansyah menyatakan,  ulama tidak perlu disertifikasi. Sebab, ulama merupakan gelar yang diberikan masyarakat sehingga tidak diperlukan pengakuan formal dari pemerintah dalam bentuk sertifikasi. “Gelar ulama itu tercipta dengan sendirinya dan diberikan oleh masyarakat,”katanya. Hal itu dikatakan Arief saat membuka acara workshop Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) Kota Tangerang di gedung MUI Kota Tangerang, Jalan Satria Sudirman No. 1 Tangerang, Rabu (17/10). Arief menjelaskan, para ulama berbeda dengan profesi guru, dimana memang harus memerlukan standarisasi dan berpatokan pada standar nasional karena sifatnya yang bekerja sesuai kurikulum pendidikan yang ada.

Ulama, lanjutnya, muncul karena masyarakat memerlukannya. Masyarakat membutuhkan panutan atau pembimbing dalam melaksanakan syariat agama, baik itu terkait hubungan manusia dengan maha pencipta maupun dengan sesama manusia.

Untuk itu, dirinya lebih menekankan bahwa para ulama sebagai ustad  sesuai dengan harapan masyarakat agar terus membimbing umat dalam mewujudkan ukuwah Islamiyah. Dia pun mengajak ulama untuk terus meningkatkan eksistensi akhlussunah waljama’ah.  “Terutama di era globalisasi seperti sekarang ini. Jangan sampai masyarakat dipecah-belah karena kepentingan pihak-pihak tertentu,” katanya.

Dia juga berharap ulama dan masyarakat terus berupaya menumbuhkembangkan semangat ukuwah umat agar benar-benar mengakar pada seluruh elemen masyarakat. Hal ini sejalan dengan visi Kota Tangerang dalam mewujudkan kota yang berakhlakul karimah.

Sementara Ketua Lembaga Kajian Peningkatan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU Kota Tangerang Sajiran menambahkan, kegiatan diadakan dalam rangka meningkatkan eksistensi akhlussunah waljama’ah untuk mempererat talian persaudaraan umat. Dikatakannya, banyaknya suara-suara yang  disampaikan masyarakat akan adanya kelompok-kelompok yang mengganggu eksistensi akhlussunah waljama’ah mendorong para ulama dan ustad untuk bersilaturahmi seperti dalam kegiatan workshop ini.

Diharapkan, dengan adanya kegiatan tersebut dapat dijelaskan apa saja yang harus dilakukan dalam rangka mempererat dan meningkatkan keberadaan akhlussunah waljama’ah di masyarakat.  Sedangkan Ketua Forum Silaturahmi Pondok Pesantren (FSPP) Kota Tangerang Ahmad Mulyadi menginformasikan, workshop yang berlangsung satu hari kemarin merupakan bagian dari kegiatan peningkatan lembaga pondok pesantren yang diikuti oleh 50 pondok pesantren di Kota Tangerang.  “Untuk tahap awal ini, diikuti oleh 50 ponpes dari 90 ponpes yang ada,” katanya sambil menambahkan, sisa dari jumlah ponpes akan mengikuti lokakarya berikutnya yang akan diadakan dalam tiga bulan mendatang. (made)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.