Ibu-ibu Diimbau Lindungi Anak dari Buku “Teroris”
SERPONG,SNOL Guna mencegah penyebaran pemahaman terorisme di masyarakat, mantan Kapolda Banten dan psikolog, mengimbau kalangan ibu-rumah tangga di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) agar membina anak-anak mereka di rumah.
Berdasarkan data yang ada, kasus teroris di Banten hingga tahun ini mencapai 44 kasus. “Terungkap 810 pelaku, 90 diantaranya tewas di tempat. Baik karena ulah bom bunuh diri maupun terlibat adu tembak dengan polisi saat penyergapan,” ujar Mantan Kapolda Banten, Brigjen Pol (Purn) Rumiah, dalam pemaparan materi di Diskusi Publik ‘ Membangun Keluarga Toleran Menuju Masyarakat Cerdas Modern dan Religius’, di BSD Kecamatan Serpong, Selasa (24/9).
Jaringannya diakui Rumiah masih hidup. Mereka berkembang melalui penyebaran buku-buku yang mengajarkan pemahaman perjuangan atau jihad dengan pemahaman yang salah. Untuk itu, dia mengajurkan kepada masyarakat, terutama para ibu untuk memantau bacaan yang dikonsumsi anaknya.
Sebelum tewas dieksekusi, Imam Samudera salah satu pelaku teroris membuat buku berjudul ‘Jihadku’, dan ada beberapa buku lainnya yang bila tidak siap dalam mempelajari dan membacanya, bisa terkena brain wash,” papar Rumiah.
Apalagi sudah terbukti, beberapa kasus peledakan bom dilakukan oleh remaja berusia 17- 18 tahun. Usia ini sangatlah labil dan bisa dipengaruhi oleh pemahaman yang salah. “Dalam hal ini pendidikan di dalam keluarga sangatlah penting. Terutama dalam pendidikan berkarakter. Bila tak demikian, bisa jadi anak kita yang masuk terlibat di dalamnya,” tuturnya.
Psikologi Oktarina Said setuju bila pendidikan keluarga merupakan cara ampuh untuk pencegahan perilaku terorisme. “Salah satunya dengan toleransi dalam keluarga. Menghargai perbedaan dan membuka diri untuk saling berdiskusi,” ujarnya.
Rina panggilan akrab psikolog cantik ini menuturkan adanya beberapa halangan yang harus dihindari dalam keluarga, yakni kekakuan dan kekerasan dalam mendidik anak, perhatian dan toleransi berlebihan, pilih kasih, serta tak adanya konsistensi dalam melaksanakan peraturan.
“Jika keempat hal tersebut bisa dihindari serta mengajarkan toleransi dalam keluarga, saya yakin bibit terorisme tak akan tumbuh dalam diri anak,” katanya.
Siti Chadijah, Ketua Komisi II DPRD Kota Tangsel mengatakan, bila anak diberikan pemahaman yang benar mengenai Al Quran dan Hadits, sudah pasti akan terhindar dari hal-hal yang mengkhawatirkan. Sebab selama ini, aksi terorisme yang dilakukan karena adanya salah tafsir dan malah menghubungkannya sesuai dengan tujuan yang akan dicapai suatu kelompok itu. (pramita/jarkasih)