Angka Kemiskinan Terus Melonjak

SETU,SNOL—Angka kemiskinan di Kota Tangsel pada 2013 mencapai 1,75 persen dari 1.443.403 juta jiwa penduduk. Angka tersebut terus meningkat jika dibandingkan pada tahun 2012 yang mencapai 1,33 persen. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Tangsel Faizin mengutarakan, dari 2012 ke 2013 angka kemiskinan mengalami kenaikan.

“Faktornya banyak, salah satunya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berimbas pada kenaikan pada kebutuhan lain. Serta faktor lainnya berdampak pada faktor ekonomi,” tuturnya, Rabu (22/4).

Lebih lanjut dia menjelaskan, angka kemiskinan tahun 2010 sebesar 1,67 persen dari jumlah penduduk 1. 290.322 juta, dengan laju pertumbuhan 4,60 persen. Kemudian pada 2011 sebesar 1,50 persen dengan jumlah penduduk 1.355.926 juta jiwa adapun laju pertumbuhan sebesar 3,60 persen.

Kemudian di 2012 angka kemiskinan mencapai 1,33 persen dengan jumlah penduduk mencapai 1.405.170 juta jiwa, adapun laju pertumbuhan 3,65 persen. Lalu, angka tersebut naik di 2013 mencapi 1,75 persen dengan jumlah penduduk 1.443.403 juta jiwa, dengan laju pertumbuhan 2,72 persen.

Adapun tahun 2014 datanya belum keluar. Namun ia memprediksi ada kenaikan sebesar 0,77 persen untuk angka kemiskinan. “Prediksinya untuk tahun 2014 mengalami kenaikan, namun itu tidak terlalu besar,” ujar Faizin.

Faizin pun menyarankan, pemda harus menjaga distribusi pasokan bahan pokok agar bisa menekan lonjakan harga. Ini ada kaitannya untuk mengurangi angka kemiskinan dengan harga tidak mahal.

Pengamat Ekonomi Nasional Ikhasan Modjo mengatakan, dengan jumlah penduduk 1,4 juta jiwa, presentase kemiskinan yang mencapai 1,75 persen, terbilang sangat besar. Hal ini tidak sebanding dengan laju pertumbuhan ekonomi 8,5 persen di atas rata-rata nasional.

“Angka itu masih tinggi karena di Tangsel pertumbuhan ekonomi jauh di atas nasional. Banyak perumahan elit, namun orang miskin masih banyak. Ini semestinya tidak terjadi,” tuturnya.

Dia memprediksi angka itu akan naik bila tidak ada upaya pemerintah menghambatnya. Kenaikan itu tidak terlepas dari faktor ekonomi makro yang berasal dari inflasi berbagai bahan pokok. Siklus inilah yang harus disikapi Pemkot Tangsel agar tidak menjadi persoalan di kemudian hari.

“Bukan tidak mungkin seiring bertambahnya waktu kemiskinan akan terus melonjak. Maka tugas pemerintah bagaimana mampu mengembangkan berbagai strategi untuk menekan angka kemiskinan. Misalkan saja bantuan rumah yang tidak layak huni dan ekonomi mikro,” imbuhnya. (pramita)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.