Di Sekolah Bisa, Anak Miskin Diantar Jemput, Belajar, Hingga Makan dan Minum Gratis

ANGGARAN untuk pendidikan sudah mencapai 20 persen dari APBD Tangsel. Tetapi masih ada siswa dari kalangan keluarga miskin yang yang terlewatkan untuk menikmati kehidupan sekolah. Kondisi tersebut membuat miris warga negara asing, Adrian T. Dia mendirikan Sekolah Bisa untuk menampung anak-anak miskin. Seperti apa sekolah dan kegiatannya?

Adittyo Catur, Bintaro

SEBUAH bangunan sederhana terselip di antara gedung perkantoran dan pusat bisnis di kawasan CBD Bintaro Kecamatan Pondok Aren. Bangunan itu tersembunyi di halaman belakang sebuah perusahaan.

Bangunan sekolah Bisa itu terbuat dari bambu. Pepohonan alami tampak menghiasi sekolah tersebut. Bangku-bangkunya terbuat dari kayu. Sementara karya-karya sederhana siswa sekolah yang didirikan pada tahun 2011 lalu menghiasi setiap dindingnya.

Tepat pukul sembilan pagi, jadwal sekolah dimulai tampak iring-iringan tiga angkutan umum memasuki halaman. Wajah-wajah riang puluhan anak-anak Sekolah Dasar itu dijemput dari rumahnya di kawasan pinggir rel di Pondok Ranji Bintaro dan sekitarnya.

Kepala Sekolah Bisa, Adimas Grahito mengkisahkan sekolah tersebut berdiri dari keprihatinan Warga Negara Inggris Adrian Thirkel yang bekerja di sekolah asing di kawasan Bintaro. Setelah bekerja Adrian mengisi waktunya dengan berkeliling kawasan Bintaro menyusuri jalanjalan sempit dan pinggiran rel.

“Sampai ketika pak Adrian di dekat Rel Pondok Ranji melihat anak-anak yang orangtuanya bekerja sebagai pemulung sedang bekerja seperti ayahnya dan tidak bersekolah,”ujarnya.

Setelah mengobrol dengan anak-anak itu Adrian Thirkel lalu menyampaikan kepada siswa-siswanya di British Internasional School. Dia mengajak siswa untuk membantunya agar anak-anak tersebut dapat mengenal pendidikan.

“Saat awal siswasiswa diajak dan menjadikan anak-anak tersebut sebuah project maka sederhananya saat itu diajari membaca dan menulis,” ujarnya.

Tidak lama kemudian niat Adrian Thirkel untuk mendirikan sekolah bagi mereka terwujud karena ada bantuan dari pihak swasta yang bersedia meminjamkan halamannya.

“Pak Adrian kebetulan kenal dengan salah satu pimpinan di Body Shop Bintaro maka digunakanlah menjadi sekolah Bisa,”ungkap Adi.

Mewujudkan sekolah untuk anak-anak yang tidak mampu tidak sekedar melihat dari penampilannya saja sebagai orang yang tidak punya. Akan tetapi Adrian menginginkan mereka yang bersekolah adalah benar-benar orang yang tidak mampu dna memiliki semangat mengubah hidupnya.

“Pak Adrian menyelidiki asal-usul anak tersebut. Dia periksa dan analisa tingkat kemiskinannya sampai ke perabotan rumahnya seperti kepemilikan alat elektronik,”ungkapnya.

Memperjuangkan anak-anak yang sebagian besar ayahnya bekerja sebagai pemulung itu menemui kendala. Anak-anak yang memiliki semangat untuk belajar harus berhadapan dengan mentalitas dan cara pandang orangtuanya.

“Pernah ada salah satu siswa yang datang kesini dengan muka lebam ternyata tidak boleh sekolah oleh bapaknya dan disuruh bekerja mencari uang,”ungkapnya.

Adrian Thirkel kemudian menjelaskan kepada orangtua tersebut atas keinginan dan masa depan dari si anak apabila bersekolah. Akhirnya Orangtua itu luluh dan membolehkan anaknya bersekolah.

“Anak itu sekarang sudah lulus. Bapaknya mendukung. Bagi mereka yang memiliki motivasi, Sekolah Bisa akan membantu mendorong melanjutkan ke sekolah lanjutan (SMP),”ujar Adi.

Menurutnya Sekolah Bisa yang gratis itu memberikan kemudahan kepada siswa-siswanya. Sebab, yang terpenting ada di pikiran anak-anak adalah bersekolah.

“Sampai ke antar jemput dan makan minum mereka kami sediakan setiap hari nya,” ungkap Adi.

Untuk kegiatan belajar mengajar Sekoliah Bisa pada awalnya berstatus seperti Sekolah Kejar Paket C untuk anak-anak Sekolah Dasar. Kini, terus berkembang. Anak-anak belajar sama halnya dengan sekolah lain hanya saja penerapan metode belajar yang lebih menyenangkan kepada siswa.

“Mereka belajar seperti biasa. Kami ajarkan nilainilai budi pekerti dan tentunya bahasa Inggris karena visi dan misi Sekolah Bisa membantu masyarakat miskin untuk dapat bersekolah dan memiliki masa depan yang cemerlang,”pungkasnya. (gatot/satelitnews)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.