PO Bus “Maut” Tanjakan Emen Digugat

Keluarga Korban Kecelakaan Kecewa Selalu di PHP

CIPUTAT, SNOL–Santunan Tragedi Kecelakaan Maut di Tanjakan Emen yang menewaskan puluhan warga Ciputat, hingga kini belum ada kejelasan dari pihak perusahaan bus. Keluarga korban yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Keluarga Korban (FSKK) pun melaporkan PO Bus Premium Passion atau PT Ikin Mandiri Utama ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (22/10).

 

Langkah itu ditempuh FSKK lantaran pihak perusahaan jasa transportasi tersebut dianggap lepas tangan terhadap kasus tragedi tanjakan emen yang terjadi pada 10 Februari 2018.

 

“Kami hanya minta kepastian hukum agar mendapat keadilan.  Sejak awal PO Bus tidak bertanggung jawab, mereka minta maaf saja tidak,” ujar Kepala FSKK, Aang Junaedi kepada wartawan.

 

Dia menilai, pasca-kecelakaan maut itu, PO bus juga dianggap telah mengabaikan hak-hak para penumpangnya. Oleh karena itu, mereka memilih jalur hukum dengan melakukan gugatan perdata PO Bus Premium Passion ke Pengadilan. Terkait berapa besarannya diserahkan kepada pengadilan dan biar pengadilan yang memutuskan.

 

Sementara itu, pihak PO Bus Premium Passion belum dapat dihubungi untuk dimintai konfirmasi lebih lanjut terkait gugatan terhadap perusahaannya.

 

Bus pariwisata terguling di Tanjakan Emen Kampung Cicenang, Desa Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu, 10 Februari 2018. Bus tersebut membawa rombongan dari Ciputat, Tangerang Selatan.

 

Peristiwa kecelakaan itu terjadi saat bus pariwisata Premium Passion bernopol F-7959-AA melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Bandung menuju Subang. Saat melintasi jalan menurun, bus itu seperti menabrak sepeda motor yang ada di depannya, kemudian oleng ke kiri dan menabrak tebing. Setelah menabrak tebing, posisi kendaraan terguling. Sebanyak 27 orang tewas dalam kecelakaan maut tersebut. Sebanyak 26 dari 27 korban meninggal dunia dalam kecelakaan adalah karyawan Koperasi Simpan Pinjam Pemata, Ciputat. Satu orang lagi merupakan pengendara sepeda motor yang tertabrak bus.

 

Total rombongan berjumlah 150 orang yang tak hanya berasal dari karyawan Koperasi Simpan Permata saja. Selain anggota koperasi, jajaran PKK, anggota posyandu, anggota pengajian dari Kelurahan Pisangan dan Pinjam Permata, Ciputat, juga ikut dalam rombongan tersebut dengan bus berbeda.

 

Perjalanan ke Ciater, Jawa Barat dilakukan karena koperasi simpan pinjam Permata masih memiliki sisa anggaran saat tutup tahun. Selain akan menggelar rapat tahunan koperasi,  mereka juga hendak plesiran. Tiga bus yang menampung para rombongan itu untuk menuju destinasi wisata di Lembang dan Ciater. (jarkasih)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.