Yana Mariyana Sunoto, Ketua ASPETRI Berjuang Kenalkan Ramuan Tradisional
Tanam Rempah di Rumah, Beri Pelatihan ke Warga Sekitar
Indonesia memang kaya akan tumbuhan obat tradisional, namun sayangnya tidak semua masyarakatnya mampu mengolah dengan baik. Di tangan Yana Mariyana Sunoto (40) lah semua tanaman ini bisa diolah, maka dia pun membagi ilmunya kepada para ibu rumah tangga disekitarnya.
Rumahnya yang terbilang mewah namun asri di bilangan Giri Loka 2, BSD Tangsel ini dibuatnya sebagai kebun kecil rempah-rempah. Dia ingin menyulap halamannya menjadi kebun obat bagi keluarga maupun para tetangganya.
Maklum saja, Ketua Pengurus Asosiasi Pengobat Tradisional Ramuan Indonesia (ASPETRI) Provinsi Banten ini ingin memperlihatkan kalau Indonesia kaya akan keragaman tumbuhan yang bisa menyembuhkan segala penyakit.
“Sebut saja tanaman temulawak yang mampu limfa dan ginjal, jeruk nipis berguna untuk penyakit amandel, influenza dan batuk, tanaman kacapiring untuk penyakit diabetes, sariawan dan buang air,” jelas wanita berjilbab yang sangat ramah dan tidak pelit membagi ilmunya itu.
Sadar akan banyaknya tumbuhan berkhasiat yang tumbuh subur di Indonesia khususnya di halaman rumah Yana, terkadang dia pun memperkenalkannya ke tetangga rumah, maupun sengaja lewat pelatihan formal. Yana mengaku mempunyai misi memperkenalkannya ke masyarakat luas mulai dari kalangan anak muda, ibu rumah tangga, hingga pria dewasa tentang berbagai manfaat mujarab tanaman obat tersebut. Wanita yang pernah mengikuti kursus Holistic Healing Course di Institute Latihan Herbal Al Wahida Jakarta ini mengaku, sangat senang bila sudah jadwalnya pelatihan di ASPETRI.
“Lewat wadah asosiasi inilah saya bisa menyebar luaskan pengetahuan saya tentang ramuan khas Indonesia,” ujarnya. Yana mengaku sangat kecewa, karena hasil rempah-rempah Indonesia hanya bisa mengimpor dalam bentuk mentahnya saja, kemudian kembali lagi ke Indonesia sebagai ramuan jamu tradisional yang sudah jadi.
Jika semua masyarakat Indonesia tahu bagaimana cara mengolah berbagai rempah ataupun tanaman obat tersebut, Yana menjamin produk ekspor yang datang ke Indonesia akan tertinggal dengan produk dalam negeri. “Anehnya mereka bangga sudah pakai ramuan asal negeri orang, dan kebanyakan masyarakat tidak berusaha untuk mencoba mengenal tanaman obat tersebut,” ujar Yana.
Walaupun demikian, Yana mengaku akan terus memajukan ASPETRI dan berusaha untuk memberikan kepercayaan kepada pemerintah dan masyarakat mengenai obat tradisional, sehingga dapat memudahkan para anggota untuk memasarkan produk yang di buatnya.
“Hampir sebagian anggota ASPETRI mengeluhkan kesulitan, bahkan diperlakukan tidak baik,” ujarnya. Ia berharap, pemerintah pusat mulai memperhatikan dan peduli terhadap anggota ASPETRI, agar produk ini tidak dibawa ke luar negeri dan setelah kembali ke Indonesia, dijual dengan harga tinggi. “Saya akan fokus dan terus memajukan ASPETRI sampai ada tindakan dari pemerintah,” tuturnya. (Jarkasih)