Asam Pedas Pecak Gabus yang Kaya Rasa

F-PECAK GABUS-EVI SNJangan mengaku orang Betawi kalau belum mencicipi makanan khas tradisional satu ini. Jika biasanya gurame digunakan sebagai bahan utama pembuatan pecak, kali ini ikan gabus jadi menu utamanya. Dari fisiknya, ikan gabus mirip dengan lele. Namun ukuran ikan air tawar ini jauh lebih besar dan gurih. Pecak Gabus Restoyang baru saja di-launching pada bulan Desember 2012, banyak menyediakan menu-menu makanan khas tradisional betawi dan salah satunya adalah pecak gabus. Pemilik Pecak Gabus Resto, H TB Mahdi Adhiansyah mengatakan, pecak gabus merupakan menu utama yang disajikan di warung makannya.Selain ingin mengenang masa-masa kecilnya, Mahdi menganggap menu masakan khas tradisional betawi sudah mulai tersingkir oleh masakan-masakan modern.
“Saya merasa jika makanan-makanan tradisional betawi sudah mulai ‘punah’. Kebetulan saya punya hobi makan dan sayangnya setiap saya mampir di rumah-rumah makan atau restoran besar, sangat sulit sekali menemukan makanan yang ‘nyambung’ dengan lidah saya ini. Sampai-sampai saya rindu dengan masakan ibu saya yang rasanya tidak ada duanya itu,” ujarnya kepada Satelit News.
Pecak gabus diciptakan Mahdi lewat koki andalannya sedemikian rupa agar cita rasanya selalu terkenang dilidah para penikmatnya. Selain gurih, pecak gabus rumah makannya itu memiliki rasa asam alami tanpa bahan-bahan kimia seperti cuka atau lainnya.
“Juru masaknya menggunakan buah belimbing wuluh. Kita memelihara pohonnya di halaman belakang warung makan. Jadi rasanya bener-bener segar tanpa buatan. Rasa pedasnya juga dari cabai yang berkualitas dan masih segar juga. Pokoknya semuanya serba fresh,” terang Mahdi.
Untuk menciptakan rasa ikan yang enak dan lezat, gabus digoreng tidak terlalu lama. Cukup tiga menit di atas api yang sedang saja. Setelah digoreng, gabus disisihkan sementara sambil membuat bumbunya. Semua bumbu dihaluskan secara tradisional, tanpa alat elektronik seperti blender.
“Untuk menjaga cita rasa yang kuat, juru masak kita enggak pernah menggunakan blender sebagai alat untuk menghaluskan bumbu. Semua bumbu seperti lada, garam, cabai rawit dan besar, bawang putih dan merah, lengkuas serta jahe dihaluskan dengan ulekan tradisional. Semua itu dilakukan demi menjaga rasa masakan tradisional yang kuat,” jelas Mahdi.
Gabus dipilih yang masih muda. Selain masih gurih, gabus muda memiliki daging empuk. Selain pecak dengan gabus yang digoreng, Mahdi juga memiliki menu pecak dengan gabus yang dibakar. Namun meskipun dibakar, Mahdi tetap meyakinkan jika cita rasanya enggak kalah nikmat dengan yang digoreng.
“Pokoknya buat pelanggan yang memakan pecak gabus ala warung makan kita, dijamin enggak akan rugi. Pastinya ketagihan dan kepingin balik lagi. Karena selain memakai bumbu tradisional yang berkualitas, bahan-bahan ikannya pun masih segar,” promosinya.

Aneka Ragam Khas Betawi

Terletak di tengah-tengah Kota Tangerang tepatnya Jalan Aria Santika Sumur Pacing Karawaci Tangerang, Pecak Gabus Resto berdiri diluas tanah seluas satu hektar dengan dikelilingi pohon-pohon rindang. Tak salah jika Anda mampir ke rumah makan tersebut, nuansa alam begitu kental terasa.
Selain pecak gabus yang menjadi menu andalan, H. Mahdi juga menyiapkan banyak menu makanan tradisional betawi lainnya. Diantaranya adalah gecok dari berbagai jenis ikan yaitu patin, gabus, tengiri, kerapu, lele dan masih banyak lagi. Selain itu, pihaknya juga menyediakan cah kangkung balacan yang bisa dipadukan dengan seafood seperti cumi dan udang.
“Kita juga menyediakan jantung pisang kepala kakap, jantung pisang iga sapid an tumis pisang batu teri asin. Enggak ketinggalan sayur asem dan sayur cabe khas betawi banget. Pokoknya makanan jaman dulu dah, waktu saya masih kecil. Namun meskipun begitu, resto kita juga menyediakan makanan-makanan seafood dan modern lainnya seperti kepiting saus padang, cumi goring tepung, ayam rica-rica, ikan bakar dan kaylan garlic,” papar Mahdi.
Untuk kisaran harga tergolong standar, mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 75 ribu. Sedangkan untuk harga minuman mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 25 ribu untuk jenis minuman milk shakes.
“Dijamin setelah makan disini, pasti akan balik lagi. Untuk saat ini, pecak gabus resto buka dari pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 21.00 WIB,” tandasnya.
Segarnya Merah Delima

Kalau habis makan yang gurih, enggak ada salahnya menetralisirnya dengan menengguk minuman segar. Seperti jenis minuman yang disediakan di Pecak Gabus Resto. Namanya es merah delima. Dari namanya saja sudah jelas unik, namun gimana rasanya yah??
Mahdi mengatakan Es Merah delima sendiri diciptakan oleh seorang bar tender andalan di rumah makannya tersebut. Tak seperti biasanya, jika bahan dibuat dari bahan-bahan yang mudah ditebak, namun untuk jenis minuman yang satu ini agak sedikit membingungkan. Pasalnya jika kita menggigit si merah delima dalam kubangan santan bercampur sirup dalam minuman itu, rasanya seperti sagu namun ada yang garing di dalamnya.
“Nama merah delima diambil lantaran isi minumannya itu ada warna merah, seperti buah delima. Namun kita berinovasi dimana minuman diracik sedemikian ruma, agar konsumen yang memesannya dibuat penasaran,” ujar Mahdi.
Untuk membuat segelas es merah delima, cukup sediakan bangkuang, sagu dan pewarna makanan berwarna merah yang aman untuk dikonsumsi manusia. Aduk sagu bersama pewarna makanan hingga menggumpal (sampai bisa dibentuk bulat-bulat kecil-red), masukan potongan bangkuang yang diiris kecil-kecil lalu dicampurkan dengan adonan sagu yang telah jadi. Jika sudah begitu, rebus sebentar hingga bangkuang bersatu dengan adonan sagu yang telah diberikan perwarna hingga menyerupai cendil.
“Untuk kuahnya sendiri, cukup sediakan santen, susu, gula dan sirup strawberry. Setelah jadi, masukan bersama cendil lalu disirami es serut dan diberi hiasan buah strawberry agar penampilannya indah,” pungkas Mahdi.(evi/gatot)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.